Powered By Blogger

Kamis, 18 November 2010

letusan merapi membuat warga lereng merapi mengungsi

Letusan Merapi Sulit Diprediksi Akibat Habibat Lingkungan Rusak  

Awan mirip petruk berada di atas puncak merapi. (Photo: Anang Zakaria)
TEMPO Interaktif, Semarang - Guru Besar Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang Profesor Sudharto P Hadi mengatakan sulitnya memprediksi letusan Gunung Merapi tahun ini disebabkan habibat di gunung teraktif di dunia itu sudah mengalami kerusakan.

Sudharto mengatakan sebelumnya jika Gunung Merapi hendak meletus maka ada tanda-tanda alam yang bisa diamati. Misalnya banyak binatang liar yang turun dari gunung, mulai dari harimau, monyet, burung, dan lain-lain. "Orang Jawa biasa menyebut itu sebagai ilmu titen atau untuk memperkirakan kepastian fenomena alam," ujar Sudharto kepada Tempo, Selasa (2/11).

Sudharto yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro Semarang menambahkan, ilmu titen yang dulu digunakan orang sekitar Gunung Merapi untuk memprediksi fenomena alam kini sudah jarang sekali.
Menurut Sudharto, bukan karena ilmu titen-nya yang sudah tidak relevan, tapi karena berkurangnya populasi binatang-binatang di Merapi. Penyebabnya, kata Sudharto, habibat di gunung yang terletak di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu sudah rusak. Selain itu, aksi penambangan baik legal maupun ilegal juga sudah parah hingga merambah Taman Nasional Merapi.

Sudharto mendesak di masa mendatang kerusakan habitat di Gunung Merapi harus diperbaiki. Harapannya, ilmu titen bagi orang Jawa masih bisa dijadikan sebagai patokan untuk melihat fenomena alam. Selain itu, ilmu titen itu juga bisa untuk mensinergikan ilmu yang rasional. Sebab, kata Sudharto, kadangkala warga di lereng Merapi lebih percaya pada ilmu titen dan tidak mempercayai ilmu yang ilmiah atau rasional.

Sejak Selasa pekan lalu, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau biasa disebut wedhus gembel. Hingga kini, gunung tersebut masih sering mengeluarkan lava panas dan debu. Akibatnya, ribuan penduduk di lereng Merapi diungsikan ke tempat pengungsian.

1 komentar: