Powered By Blogger

Kamis, 18 November 2010

gunung merapi meletus di daerah jawa tengah

Merapi Meletus Tadi Pagi, Ini Kronologinya
Letusan pertama terjadi sekitar pukul 10.03 WIB, diawali gempa ringan dan guguran material
Senin, 1 November 2010, 14:15 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Letusan eksplosif Gunung Merapi kembali terjadi Senin 1 November 2010. Letusan pertama mengguncang sekitar pukul 10.03 WIB yang diawali gempa ringan dan guguran material.

Setelah itu, awan panas susul-menyusul menyembul dari puncak Merapi dengan ketinggian 1,5 kilometer.

Berdasarkan pengamatan dari ruang Monitoring aktivitas Gunung Merapi di Kantor BPPTK, Jalan Cendana, Yogyakarta, awan panas mengarah keselatan masuk, yakni sungai Gendol dan sungai Woro dengan jarak luncur sekitar 4 kilometer .

Berdasarkan pengamatan, awan panas masih susul menyusul terjadi secara periodik hingga pukul 11.40.

Sedangkan, abu vulkanik berupa asap sulfatara putih dan asap coklat pekat meluncur  vertikal ke atas dengan ketinggian sekitar 1,5 kilometer -- lalu terbawa angin yang sedang bertiup dari barat ke arah timur dan utara, ke Boyolali.

''Letusan tersebut mengindikasikan Merapi masih sangat aktif sehingga status masih Awas. Radius 10 kilometer dari puncak Merapi penduduk harus menyingkir,'' ujar R Sukhyar seperti dimuat laman Kementerian ESDM, 1 November 2010.

Beberapa menit setelah letusan pertama itu, awan panas kembali membubung dari puncak Merapi. Namun tidak diikuti kegempaan.

Ini terjadi karena kubah Merapi sudah 'terbuka'.

Dari monitoring seismograf menunjukan energi yang dikeluarkan Merapi pada letusan pukul 10.03 sebesar 224.540 RSAM Unit/1000.

Energi sebesar ini sedikit lebih kecil dibanding energi yang dikeluarkan pada hari Minggu (31/10) yang mencapai 231.821 RSAM Unit/1000.

Berikut kronologi letusan Merapi Senin pagi:
Pukul 09.47:  terjadi gempa low frequency
Pukul 09.50:  terjadi guguran kecil hingga sedang
Pukul 10.02:  terjadi guguran besar
Pukul 10.03 sampai pukul 10.05: muncul awan panaspertama
Pukul 10.05 sampai 10.08: awan panas kedua
Pukul 10.20 sampai 10.24: muncul awan panas ketiga
Pukul 10.56 sampai 10.59: muncul awan panas keempat
Pukul 11.00 sampai 10.02: awan panas kelima
Pukul 11.45: kemunculan awan panas keenam.

lingkungan

lingkungan jg butuh hidup

letusan merapi membuat warga lereng merapi mengungsi

Letusan Merapi Sulit Diprediksi Akibat Habibat Lingkungan Rusak  

Awan mirip petruk berada di atas puncak merapi. (Photo: Anang Zakaria)
TEMPO Interaktif, Semarang - Guru Besar Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang Profesor Sudharto P Hadi mengatakan sulitnya memprediksi letusan Gunung Merapi tahun ini disebabkan habibat di gunung teraktif di dunia itu sudah mengalami kerusakan.

Sudharto mengatakan sebelumnya jika Gunung Merapi hendak meletus maka ada tanda-tanda alam yang bisa diamati. Misalnya banyak binatang liar yang turun dari gunung, mulai dari harimau, monyet, burung, dan lain-lain. "Orang Jawa biasa menyebut itu sebagai ilmu titen atau untuk memperkirakan kepastian fenomena alam," ujar Sudharto kepada Tempo, Selasa (2/11).

Sudharto yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro Semarang menambahkan, ilmu titen yang dulu digunakan orang sekitar Gunung Merapi untuk memprediksi fenomena alam kini sudah jarang sekali.
Menurut Sudharto, bukan karena ilmu titen-nya yang sudah tidak relevan, tapi karena berkurangnya populasi binatang-binatang di Merapi. Penyebabnya, kata Sudharto, habibat di gunung yang terletak di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu sudah rusak. Selain itu, aksi penambangan baik legal maupun ilegal juga sudah parah hingga merambah Taman Nasional Merapi.

Sudharto mendesak di masa mendatang kerusakan habitat di Gunung Merapi harus diperbaiki. Harapannya, ilmu titen bagi orang Jawa masih bisa dijadikan sebagai patokan untuk melihat fenomena alam. Selain itu, ilmu titen itu juga bisa untuk mensinergikan ilmu yang rasional. Sebab, kata Sudharto, kadangkala warga di lereng Merapi lebih percaya pada ilmu titen dan tidak mempercayai ilmu yang ilmiah atau rasional.

Sejak Selasa pekan lalu, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau biasa disebut wedhus gembel. Hingga kini, gunung tersebut masih sering mengeluarkan lava panas dan debu. Akibatnya, ribuan penduduk di lereng Merapi diungsikan ke tempat pengungsian.

ciri-ciri lingkungan sehat

Ciri-Ciri Lingkungan Sehat dan Lingkungan tidak Sehat 3.1

Dari Crayonpedia

Langsung ke: navigasi, cari

A. Ciri-Ciri Lingkungan Sehat dan Lingkungan tidak Sehat

Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat membutuhkan udara untuk bernapas. Udara yang dihirup mengandung oksigen. Udara yang kita perlukan untuk bernapas adalah udara yang bersih. Udara yang bersih banyak mengandung oksigen. Selain udara, manusia membutuhkan air untuk mandi, minum, dan memasak. Kamu memeroleh udara dan air dari lingkungan sekitarmu. Oleh karena itu, kamu harus selalu menjaga lingkungan sekitarmu agar kamu mendapat air dan udara yang bersih dan segar.

1. Lingkungan Sehat

Pernahkah kamu berjalan-jalan bersama ayah dan ibumu ke luar kota yang jauh dari keramaian? Kamu akan merasakan udara di sekitar tempat itu sangat segar dan bersih. Udara yang bersih itu banyak mengandung oksigen yang baik bagi tubuh kita. Udara yang bersih dapat kamu peroleh di rumah. Ketika bangun pagi, hiruplah udara di halaman rumahmu, kemudian rasakan udara yang masuk ke dalam paru-parumu. Terasa nyaman dan segar, bukan?

Mungkin, di halaman rumahmu banyak tanaman. Oksigen yang dihasilkan oleh tanaman tersebut akan banyak. Udara di sekitarnya akan terasa nyaman dan segar. Adakah sungai atau parit di sekitar rumahmu? Apakah sungai dan parit tersebut penuh sampah? Air sungai yang sehat adalah air sungai yang bersih dan jernih. Tidak ada sampah yang berserakan. Biasanya, masih ada ikan yang hidup di sungai itu. Parit di rumahmu harus selalu dibersihkan. Jangan ada sampah yang menyumbat aliran airnya. Parit yang sehat harus jernih dan bersih.

Ayo, Kerjakan 4.1

Carilah di surat kabar atau majalah gambar-gambar mengenai lingkungan
yang sehat. Kemudian, buatlah kliping dari gambar-gambar tersebut. Setiap
gambar yang kamu ambil diberi komentar dengan kata-katamu sendiri.

2. Lingkungan Tidak Sehat

Sekarang banyak lingkungan yang tidak sehat di sekitar kita. Apakah penyebab hal tersebut? Lingkungan tidak sehat adalah lingkungan yang kotor. Lingkungan yang kotor berarti lingkungan tersebut sudah tercemar. Pencemaran lingkungan terbagi atas pencemaran air, udara, dan tanah.

a. Pencemaran Air
Ayo, perhatikanlah parit dan sungai yang ada di sekitar rumahmu, bagaimana keadaannya? Apakah bersih? Pembuangan limbah sembarangan membuat parit, sungai, dan laut tercemar. Ikan-ikan banyak yang mati dan masyarakat di sekitar pun menanggung akibatnya. Pencemaran air dapat mengakibatkan aliran air terhambat. Jika hujan tiba, akan menimbulkan banjir. Ikan dan hewan lain yang ada di laut akan mati. Masyarakat sulit mendapat air bersih, akibatnya penyakit menyerang masyarakat. Lingkungan yang tidak sehat ditandai air yang kotor. Sungai yang airnya kotor sangat berbahaya jika digunakan untuk mandi, minum mencuci pakaian, dan mencuci alat memasak. Air yang kotor, jika diminum, dapat menyebabkan penyakit, seperti diare dan muntaber. Jika air yang kotor digunakan untuk mandi, akan menyebabkan penyakit kulit, seperti kudis dan gatal-gatal. Jika air di lingkungan rumahmu sudah tidak jernih lagi, perlu penyaringan atau penjernihan. Bagaimana cara membuatnya? Ayo, lakukan kegiatan berikut.




Ayo, Cari Tahu 4.1

Menjernihkan Air secara Sederhana

Tujuan
Kamu dapat menjernihkan air secara sederhana

Alat dan Bahan
1. Ember plastik yang diberi lubang bagian bawahnya
2. Kerikil yang sudah bersih
3. Pasir yang sudah bersih
4. Ember yang tidak berlubang
Langkah Kerja
1. Masukkan kerikil yang sudah bersih ke ember yang berlubang.
2. Kemudian masukkan pasir yang sudah bersih di atas kerikil.
3. Letakkan ember berisi pasir tadi ke dalam ember yang tidak berlubang.
4. Alat penyaring sudah siap digunakan.
5. Masukkan air yang akan disaring ke dalam alat penyaringan
     dan lihat hasilnya pada ember penampung.

Jawablah pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana air yang sudah kamu saring, apakah terdapat perbedaan?
2. Apa kegunaan dari pasir dan kerikil?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan ini?
b. Pencemaran Udara
Pernahkah kamu memerhatikan kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap knalpot? Asap tersebut, jika kamu hirup, akan terasa menyesakkan. Udara yang kamu hirup tersebut sangat berbahaya bagi tubuhmu. Asap yang berbahaya, seperti asap kendaraan bermotor, asap pembakaran sampah, dan asap pabrik, dapat membahayakan kesehatan tubuh. Bau yang tidak sedap pun, seperti sampah, parit yang kotor, dapat menyebabkan pencemaran udara. Asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan asap pembakaran sampah merupakan unsur pencemar udara. Pencemaran udara membuat napas kita menjadi sesak dan paru-paru pun dipenuhi oleh zat kimia yang merusak alat pernapasan.

c. Pencemaran Tanah
Selain air dan udara, pencemaran pun dapat terjadi di tanah. Tanah yang sudah tercemar kurang baik jika digunakan untuk bercocok tanam. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh pembuangan sampah, pemakaian pupuk yang berlebihan, dan penggunaan pestisida yang berlebihan.
  • 1) Pembuangan sampah
Sampah ada yang berupa sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik, yaitu sampah sisa-sisa makhluk hidup, seperti daun-daun yang kering. Adapun sampah nonorganik, yaitu sampah plastik, kaca, dan logam. Termasuk sampah apakah sampah di rumahmu? Sampah organik, jika diolah dengan baik, akan menghasilkan kompos. Akan tetapi, jika tidak diolah dengan baik, sampah-sampah itu akan membusuk dan menghasilkan gas yang disebut metana. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak cepat membusuk. Jika dibiarkan, sampah-sampah itu mencemari tanah. Untuk menguranginya, sampah-sampah ini harus didaur ulang menjadi barang baru. Kertas dapat didaur ulang dengan mudah. Adapun plastik, kaca, dan logam didaur ulang melalui proses yang panjang dan biaya yang mahal. Menurutmu, apa akibatnya jika sampah dibiarkan terus-menerus. Diskusikan bersama guru dan temanmu.


  • 2) Pemakaian pupuk yang berlebihan
Pemberian pupuk tanah, jika tidak sesuai dengan ukuran yang tepat, akan mencemari tanah. Tanah menjadi asam dan mematikan tumbuhan dan hewan yang ada di sekitarnya.


  • 3) Penggunaan pestisida yang berlebihan
Pestisida juga akan mencemari tanah jika digunakan secara berlebihan. Pemberian pestisida yang berlebihan akan membuat hewan yang menguntungkan ikut mati. Jika terbawa aliran air sampai ke sungai, akan mencemari air sungai.

lingkungan

lingkungan kita bnyak yg menjadi korban gara2 manusia yg tak bertanggung jawab

kerusakan lingkungan

KERUSAKAN LINGKUNGAN

 
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menjadikan mereka merasakan ….
Dalam konferensi Paris 2 yang diselenggarakan awal tahun 2007 lebih dari 500 ilmuwan dari seluruh dunia bertemu dan membuat seruan mendesak untuk kembali ke lingkungan yang bersih. Konferensi tersebut mengeluarkan tiga hasil:
1.               Kerusakan dan pencemaran lingkungan telah mencakupi darat, laut, bahkan manusia, tumbuhan dan hewan.
2.               Manusia bertanggung jawab atas kerusakan dan pencemaran ini karena polutan berbahaya yang diproduksinya.
3.               Masih ada kemungkinan untuk kembali ke ambang batas normal karbon dalam atmosfer yaitu dengan mengambil tindakan yang tepat dan berhenti mencemari atmosfer.
Sungguh luar biasa, ternyata ketiga hasil konferensi ini dinyatakan secara ringkas dalam Al-Quran:
(ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ) [الروم: 41].
 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menjadikan mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Al-Rum 41
Tidakkah ayat ini telah menunjukkan bahwa Al-Quran telah lebih dahulu – ribuan tahun sebelum para penggiat lingkungan hidup menyerukan himbauannya -- membimbing kita untuk melestarikan lingkungan dan bukan untuk membuat kerusakan di muka bumi dan mencemarinya setelah Allah menyediakannya bagi kita sebagai tempat hidup?!

letusan merapi membuat warga lereng merapi mengungsi

Letusan Merapi Sulit Diprediksi Akibat Habibat Lingkungan Rusak  

Awan mirip petruk berada di atas puncak merapi. (Photo: Anang Zakaria)
TEMPO Interaktif, Semarang - Guru Besar Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang Profesor Sudharto P Hadi mengatakan sulitnya memprediksi letusan Gunung Merapi tahun ini disebabkan habibat di gunung teraktif di dunia itu sudah mengalami kerusakan.

Sudharto mengatakan sebelumnya jika Gunung Merapi hendak meletus maka ada tanda-tanda alam yang bisa diamati. Misalnya banyak binatang liar yang turun dari gunung, mulai dari harimau, monyet, burung, dan lain-lain. "Orang Jawa biasa menyebut itu sebagai ilmu titen atau untuk memperkirakan kepastian fenomena alam," ujar Sudharto kepada Tempo, Selasa (2/11).

Sudharto yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro Semarang menambahkan, ilmu titen yang dulu digunakan orang sekitar Gunung Merapi untuk memprediksi fenomena alam kini sudah jarang sekali.
Menurut Sudharto, bukan karena ilmu titen-nya yang sudah tidak relevan, tapi karena berkurangnya populasi binatang-binatang di Merapi. Penyebabnya, kata Sudharto, habibat di gunung yang terletak di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu sudah rusak. Selain itu, aksi penambangan baik legal maupun ilegal juga sudah parah hingga merambah Taman Nasional Merapi.

Sudharto mendesak di masa mendatang kerusakan habitat di Gunung Merapi harus diperbaiki. Harapannya, ilmu titen bagi orang Jawa masih bisa dijadikan sebagai patokan untuk melihat fenomena alam. Selain itu, ilmu titen itu juga bisa untuk mensinergikan ilmu yang rasional. Sebab, kata Sudharto, kadangkala warga di lereng Merapi lebih percaya pada ilmu titen dan tidak mempercayai ilmu yang ilmiah atau rasional.

Sejak Selasa pekan lalu, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau biasa disebut wedhus gembel. Hingga kini, gunung tersebut masih sering mengeluarkan lava panas dan debu. Akibatnya, ribuan penduduk di lereng Merapi diungsikan ke tempat pengungsian.